Donald Trump Ancam Uni Eropa Jika Tak Beli Minyak dan Gas dari AS

Donald trump

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump © AP

Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memberikan ancaman kepada Uni Eropa (UE) terkait defisit perdagangan yang signifikan antara kedua pihak.

Trump menuntut agar UE mengurangi kesenjangan perdagangan dengan meningkatkan pembelian energi, terutama minyak dan gas dari AS, atau menghadapi risiko diberlakukannya tarif impor yang lebih tinggi.

Dalam sebuah unggahan di platform media sosial “Truth Social” pada Jumat (20/12), Donald Trump menegaskan bahwa Uni Eropa harus “menutupi defisit luar biasa mereka dengan AS dengan pembelian minyak dan gas kami dalam skala besar.”

Trump memperingatkan, “Kalau tidak, bakal ada tarif di sepanjang jalan!”

Defisit perdagangan AS dengan Uni Eropa pada 2023 tercatat mencapai 156 miliar euro (sekitar USD 162 miliar), menurut data yang dirilis Eurostat.

Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan pejabat AS yang khawatir tentang ketidakseimbangan ekonomi antara kedua kawasan.

Pada kuartal pertama 2024, data menunjukkan bahwa AS menjadi pemasok utama gas alam cair (LNG) untuk UE, menyumbang sekitar 47% dari total impor LNG blok tersebut.

Selain itu, sekitar 17% dari total impor minyak Uni Eropa juga berasal dari AS. Eksportir energi terbesar AS ke Eropa termasuk Belanda, Prancis, Jerman, Spanyol, dan Italia.

Namun, meskipun AS telah menggantikan sebagian besar gas Rusia dengan pasokan energi yang lebih mahal, data menunjukkan bahwa negara-negara UE masih tetap mengimpor gas dari Rusia dalam jumlah besar.

Menurut perusahaan analitik energi Kpler, pada tahun 2024, Uni Eropa diperkirakan akan mengimpor 10% lebih banyak LNG dari Rusia dibandingkan tahun sebelumnya.

Komisi Eropa Respon Donald Trump

Merespons ancaman Donald Trump, Komisi Eropa (EC) menyatakan kesiapannya untuk membuka dialog dengan AS guna membahas cara memperdalam hubungan bilateral, termasuk di sektor energi.

Seorang juru bicara Komisi Eropa menegaskan, “Uni Eropa berkomitmen untuk menghentikan impor energi dari Rusia dan mendiversifikasi sumber pasokan kami.”

Langkah ini diambil setelah Uni Eropa berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia sebagai respons terhadap eskalasi konflik Ukraina pada 2022.

Meski demikian, tantangan besar tetap ada bagi UE dalam upaya diversifikasi pasokan energi, mengingat biaya tinggi yang terkait dengan impor LNG dari AS dan ketergantungan yang masih ada pada energi Rusia.

Dalam konteks yang lebih luas, ketegangan perdagangan ini menyoroti dinamika ekonomi global yang semakin kompleks, di mana negara-negara besar seperti AS dan Uni Eropa saling menekan untuk menyeimbangkan hubungan ekonomi mereka di tengah perubahan kebijakan energi dan geopolitik.

Comment