Insiden Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir Masih Membekas

Ilustrasi pesawat bekas kecelakaan

Ilustrasi tiga pesawat yang hancur akibat insiden kecelakaan. (Unsplash.com / AJ Yorio)

Jakarta – Dunia penerbangan baru-baru ini heboh dengan tiga insiden kecelakaan pesawat terbang dengan kurun waktu sehari pada Minggu (29/12/2024) lalu.

Kecelakaan itu terjadi menjelang perayaan tahun baru 2025 atau akhir tahun 2024 di tiga negara berbeda yakni Korea Selatan, Norwegia, dan Kanada.

Berkaca dari hal itu, insiden kecelakaan pesawat juga pernah terjadi di Indonesia dalam lima tahun terakhir.

Dalam berbagai insiden kecelakaan pesawat di Indonesia, ada yang terjadi akibat tergelincir hingga penurunan drastis. Berikut ini ulasan selengkapnya:

Jatuh di Lereng Pegunungan Mimika

Pada Rabu 18 September 2019 lalu, Pesawat Rimbun Air Twin Otter DHC6-400 milik PT Carpediem Air ditemukan jatuh di lereng Pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika pada ketinggian 13.453 kaki atau sekitar 3.900 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pesawat ini sempat hilang kontak dalam penerbangan dari Timika menuju Ilaga pada hari yang sama, sekitar pukul 10.56 WIT.

Pesawat itu dikemudikan Kapten Pilot, Dasep Ishak dengan Copilot Yudra Tetuko dan mekanik Ujang Suhendar dengan membawa serta seorang penumpang, Bharada Hadi Utomo, anggota Brimob yang bertugas di Ilaga. Seluruh awak pesawat dinyatakan tewas dalam kecelakaan tersebut.

Tercebur ke Danau Sentani

Pesawat milik Mission Aviation Fellowship (MAF) PK-MEC tipe Kodiak-100, jatuh di Danau Sentani, Papua dalam penerbangan dari Bandara Sentani menuju Mamit, Kabupaten Tolikara pada Selasa 12 Mei 2020 lalu.

Pesawat itu sempat hilang kontak setelah 2 menit take-off pada pukul 06.29 WIT. Pesawat kemudian ditemukan jatuh di tengah-tengah danau, di atas permukaan air dan tenggelam.

Kecelakaan ini menewaskan satu-satunya awak pesawat, yakni sang Pilot bernama Joyce Lin yang merupakan warga negara Amerika.

Korban ditemukan tewas dalam posisi duduk di kursi kemudi dengan tali pengaman (seat belt) yang masih terpasang.

Jatuh di Pemukiman Warga Riau

Pesawat milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) berjenis BAE Hawk 209 jatuh di pemukiman warga di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau pada Senin 15 Juni 2020 lalu.

Pesawat yang kembali dari latihan rutin kehilangan kekuatan dan jatuh pada pukul 08.13 WIB, sekitar 5 km dari titik pendaratan di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Pilot pesawat itu, Lettu Pnb Apriyanto Ismail dari Skuadron 12, Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru selamat. Namun, kecelakaan itu mengakibatkan kerusakan berat pada pesawat serta menimpa dua rumah warga setempat yang sedang tidak berpenghuni.

Hilang Kontak di Kepulauan Seribu

Pesawat komersial Sriwijaya Air SJ 182 Boeing 737-500 dengan registrasi PK-CLC rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki di wilayah perairan Kepulauan Seribu pada Selasa 9 Januari 2021 silam.

Pesawat sebelumnya sempat hilang kontak 10 menit setelah take-off pada pukul 14.40 WIB dan mengalami penurunan ketinggian secara drastis dalam waktu satu menit dari ketinggian 10.900 kaki hingga terakhir terdeteksi di ketinggian 250 kaki.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengangkut 62 orang penumpang termasuk kru kabin. Terdapat 57 orang dewasa, 5 anak-anak dan 1 bayi yang menjadi korban.

Hingga penutupan kasus pada 2 Maret 2021 lalu, tercatat 59 korban yang berhasil diidentifikasi.

Jatuh di Bukit Kawasan Bandara Bilogai

Pesawat Rimbun Air Twin Otter ditemukan jatuh di bukit ketinggian 2.400 mdpl dan berjarak sekitar 6 kilometer dari Bandara Bilogai pada Rabu 15 September 2021 silam.

Pesawat itu diawaki oleh tiga orang kru, sempat dinyatakan hilang kontak pada pukul 07.30 WIT pada hari yang sama. Pesawat tersebut terbang dari Kabupaten Nabire menuju Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Akibat insiden itu, semua kru ditemukan meninggal dunia, yakni Mirza sebagai pilot, Fajar sebagai kopilot, dan Iswahyudi selaku teknisi.

Kala itu, tim evakuasi terdiri dari lebih dari 100 personel gabungan, termasuk 34 warga sipil. (*)

Comment