Jakarta – Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) baru-baru ini mengumumkan Bashar al-Assad sebagai “Person of the Year 2024”, sebuah penghargaan yang menyoroti individu yang telah melakukan banyak hal kejahatan dan korupsi secara global sehingga merusak demokrasi dan hak asasi manusia.
Selain Bashar, OCCRP juga mengumumkan lima tokoh dunia lainnya yang masuk finalis untuk gelar di kategori kejahatan terorganisasi dan korupsi, salah satunya, Mantan Presiden RI, Joko Widodo.
OOCRP melalui laman resminya, memberikan klarifikasi terkait proses seleksi untuk mengatasi beberapa kesalahpahaman pasca diumumkannya nominasi itu.
“Seperti yang telah dilakukan selama 13 tahun, penghargaan ini diputuskan oleh panel juri ahli dari masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalisme, yang semuanya memiliki pengalaman luas dalam menyelidiki korupsi dan kejahatan. Kami membuat pengumuman umum untuk nominasi dan menerima lebih dari 55.000 kiriman, termasuk beberapa tokoh politik paling terkenal beserta individu yang kurang dikenal,” tulis OCCRP, dikutip dari laman resminya, Jumat (3/1/2025).
Dijelaskannya, OCCRP tidak memiliki kendali atas siapa yang dinominasikan, karena saran datang dari orang-orang di seluruh dunia. Ini termasuk pencalonan mantan presiden Indonesia Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi. OCCRP memasukkan dalam “finalisnya” para nominasi yang memperoleh dukungan daring terbanyak dan memiliki beberapa dasar untuk diikutsertakan.
OCCRP mengaku tidak memiliki bukti bahwa Jokowi terlibat dalam korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama masa jabatannya. Namun, kelompok masyarakat sipil dan para ahli mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan komisi antikorupsi Indonesia.
Jokowi, menurut OCCRP, juga dikritik secara luas karena merusak lembaga pemilihan umum dan peradilan Indonesia untuk menguntungkan ambisi politik putranya, yang sekarang menjadi wakil presiden di bawah presiden baru Prabowo Subianto.
“Para juri menghargai nominasi warga negara, tetapi dalam beberapa kasus, tidak ada cukup bukti langsung tentang korupsi yang signifikan atau pola pelanggaran yang sudah berlangsung lama,” kata Penerbit OCCRP, Drew Sullivan.
“Namun, jelas ada persepsi yang kuat di antara warga negara tentang korupsi dan ini seharusnya menjadi peringatan bagi mereka yang dinominasikan bahwa masyarakat sedang memperhatikan, dan mereka peduli. Kami juga akan terus memperhatikan,” lanjutnya.
Keputusan akhir untuk penghargaan “Tokoh Tahun Ini” dibuat oleh para juri. Tahun ini, penghargaan diberikan kepada Bashar al-Assad, yang tidak termasuk dalam nominasi terbanyak. Peran Assad dalam mengacaukan Suriah dan kawasan melalui jaringan kriminal terbuka, pelanggaran hak asasi manusia yang signifikan termasuk pembunuhan massal, dan korupsi menjadikannya pilihan utama.
Proses seleksi akhir OCCRP didasarkan pada penelitian investigasi dan keahlian kolektif jaringan. Penghargaan ini menyoroti sistem dan aktor yang memungkinkan terjadinya korupsi dan kejahatan terorganisasi, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan kebutuhan berkelanjutan untuk mengungkap ketidakadilan.
Sebelumnya, Jokowi juga telah merespon terkait namanya yang masuk dalam daftar finalis tokoh dunia di kategori kejahatan terorganisasi dan korupsi versi OCCRP.
Menurut Jokowi, tuduhan tokoh terkorup di dunia tersebut adalah bentuk framing yang tidak berdasar.
“Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa?” kata Jokowi saat dijumpai di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Selasa (31/12/2024).
Terkait isu manipulasi pemilu dan penjarahan sumber daya alam, Jokowi menilai bahwa banyak tuduhan yang beredar saat ini hanya berupa fitnah dan framing jahat tanpa bukti yang jelas.
“Itu yang terjadi selama ini,” ucapnya.
Ketika ditanya apakah tuduhan itu berbau politis, Jokowi mengingatkan agar pertanyaan tersebut langsung diajukan kepada pihak yang melontarkan pernyataan tersebut.
“Orang bisa memakai kendaraan apa pun, bisa NGO (Non Governmental Organization), partai, ormas untuk membuat framing jahat, atau tuduhan jahat,” katanya.
Comment