Media Asing Soroti Aksi Pelecehan di Bali, Ternyata Banyak Turis Buka Layanan Prostitusi

Media Asing soroti aksi pelecehan turis di Bali

Ilustrasi turis Bali (Freepik/sergeycauselove)

Jakarta – Bali sebagai destinasi wisata utama Indonesia, kembali menjadi sorotan media asing terkait aksi pelecehan melibatkan turis asing.

Dua insiden pelecehan terhadap wisatawan asing yang terjadi pada malam pergantian tahun 2025 di Bandung dan Bali menambah daftar panjang tantangan dalam menjaga kenyamanan wisatawan.

Namun, sorotan lebih tajam muncul setelah Badan Imigrasi Bali menemukan sejumlah kasus turis asing yang menyalahgunakan izin kunjungan untuk membuka layanan prostitusi.

Kepala Imigrasi Bali, Samuel Toba, mengungkapkan bahwa beberapa warga asing menyamar sebagai pelancong dan menggunakan tempat hiburan atau spa sebagai kedok untuk menyediakan layanan seksual.

“Mereka bermaksud datang ke sini (Bali) untuk berlibur. Ternyata, begitu mereka sampai di sini, mereka melihat peluang (untuk membuka layanan prostitusi),” ujar Samuel dalam jumpa pers yang dilaporkan oleh SCMP baru-baru ini.

Praktik ini jelas melanggar ketentuan perjalanan internasional serta hukum yang berlaku di Indonesia.

Proses penyaringan turis yang datang ke Bali tentu tidak mudah, namun hal ini terungkap melalui penyelidikan intensif oleh petugas.

Pemerintah dan aparat penegak hukum di Bali pun telah bekerja keras untuk mencegah praktik prostitusi yang melibatkan turis asing.

Pemantauan ketat dilakukan di berbagai tempat hiburan, dan masyarakat setempat turut diminta untuk melaporkan pelancong yang tidak mematuhi aturan imigrasi.

Pada bulan lalu, misalnya, sebuah pasangan suami-istri warga Australia yang mengelola spa ilegal di Bali ditangkap.

Polisi menyita kondom dan minyak pikat dari spa yang berlokasi di kawasan Kuta.

Selain itu, seorang wisatawan asal Rusia juga dideportasi pada September lalu karena menyalahgunakan izin tinggal untuk menawarkan layanan seks di sebuah vila di Seminyak.

Meskipun demikian, Bali tetap menjadi tujuan wisata yang sangat diminati.

Pada bulan Oktober, Bali dinobatkan sebagai pulau paling indah di Asia menurut pembaca majalah Condé Nast Traveler dalam ajang Readers’ Choice Awards.

Pulau Dewata ini juga menyambut 15,5 juta pengunjung pada tahun 2023, mendekati angka pariwisata pra-pandemi di tahun 2019.

Bahkan, dalam tujuh bulan pertama tahun 2024, Bali mencatatkan 3,89 juta kedatangan, angka yang signifikan dibandingkan dengan 2,9 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pemerintah Indonesia pun telah berkomitmen untuk menjadikan Bali sebagai pusat industri pariwisata Indonesia.

Upaya ini termasuk meningkatkan kualitas layanan pariwisata dan mengelola jumlah pengunjung untuk mengatasi masalah keramaian yang sering kali terjadi di pulau tersebut.

Selain itu, kebijakan yang lebih ketat terhadap turis asing diharapkan dapat memastikan Bali tetap menjadi tempat wisata yang aman dan nyaman bagi semua pengunjung. (*)

Comment