Zelenskiy Klaim Rusia dan Korea Utara Alami Kerugian Besar Akibat Perang di Kursk

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. REUTERS/Johanna Geron

Jakarta – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengklaim bahwa pasukan Rusia dan Korea Utara menderita kerugian besar dalam pertempuran di wilayah Kursk, selatan Rusia.

Penilaian Ukraina dan Barat mengatakan bahwa sekitar 11.000 tentara Korea Utara dikerahkan di wilayah Kursk, tempat pasukan Ukraina menduduki sebagian besar wilayah setelah melancarkan serangan lintas perbatasan massal pada bulan Agustus.

Zelenskiy mengungkap laporan dari komandan tinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi yang mengatakan bahwa pertempuran itu terjadi di dekat desa Makhnovka, tidak jauh dari perbatasan Ukraina.

“Dalam pertempuran kemarin dan hari ini di dekat satu desa, Makhnovka, di wilayah Kursk, tentara Rusia kehilangan hingga satu batalion tentara infanteri Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia,” kata Zelenskiy dikutip dari Reuters, Minggu (5/1/2025).

Namun, Ia tidak memberikan rincian spesifik. Satu batalyon dapat bervariasi dalam jumlah, tetapi umumnya terdiri dari beberapa ratus pasukan.

Sebelumnya, Zelenskiy melaporkan kerugian besar Korea Utara di wilayah Kursk, dan mengatakan pasukan mereka tidak dilindungi oleh pasukan Rusia yang berperang bersama mereka.

Ia mengatakan warga Korea Utara mengambil tindakan ekstrem untuk menghindari ditawan dan dalam beberapa kasus dieksekusi oleh pasukan mereka sendiri.

Dalam pernyataan terbarunya, Zelenskiy juga mengatakan “pertempuran sengit” telah berkecamuk di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km (620 mil), dengan situasi tersulit di dekat kota Pokrovsk.

Pasukan Rusia, katanya, terus mengerahkan sejumlah besar personelnya dalam serangan.

Seorang juru bicara militer Ukraina sebelumnya mengatakan Pokrovsk tetap menjadi sektor garis depan terpanas, dengan pasukan Rusia melancarkan serangan baru di dekat kota itu dalam upaya untuk melewatinya dari selatan dan memutus rute pasokan ke pasukan Ukraina.

Kota tersebut, yang merupakan lokasi tambang yang menjadi satu-satunya pemasok batu bara kokas bagi industri baja Ukraina yang dulunya sangat besar, memiliki populasi sekitar 60.000 orang sebelum perang. Ukraina memperkirakan bahwa sekitar 11.000 orang dari mereka masih tinggal di kota tersebut.

Comment