Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan kekagetannya setelah namanya disebut oleh sebuah akun AI sebagai pengguna mobil dinas berpelat RI 36.

Dalam cuitannya di akun Twitter resminya, Mahfud menjelaskan bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan kendaraan tersebut.

“Ada ribut-ribut tentang atraksi pengawal mobil berpelat RI 36, saya mencoba bertanya melalui sebuah akun AI, siapa pemegang mobil dinas tersebut. Saya kaget karena jawaban akun AI menyebut bahwa mobil tersebut dipergunakan oleh Mahfud MD dan terdaftar sebagai mobil dinas Menkominfo/Komdigi,” tulis Mahfud memalui akun X (Twitter) dikutip dimensia.id, Sabtu (11/1/2025).

Mahfud menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Ia menguraikan riwayat penggunaan mobil dinas selama menjabat di berbagai posisi pemerintahan. Saat menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (2008-2013), ia menggunakan mobil dinas RI 9.

Saat menjadi Menteri Pertahanan (2000-2001), ia menggunakan mobil dinas berpelat RI 10. Ketika sempat merangkap menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) pada 2023, Mahfud tetap menggunakan mobil dinas Menko Polhukam, yaitu RI 14.

“Saya tak pernah memakai RI 36, apalagi sekarang,” tegasnya.

Mahfud juga menyatakan keheranannya terkait polemik yang muncul di masyarakat mengenai pemegang kendaraan dinas berpelat RI 36. Ia merasa aneh jika publik harus bingung dan terus bertanya untuk mengetahui pemilik kendaraan tersebut.

Cuitan Mahfud ini mendapat tanggapan beragam dari netizen. Beberapa menyayangkan kesalahan informasi yang disampaikan oleh AI, sementara yang lain menyoroti pentingnya transparansi terkait penggunaan pelat nomor kendaraan pejabat negara.

Diketahui, Insiden ini menjadi perhatian setelah sebuah video patwal arogan viral di media sosial “X” (dulu twitter). Salah satunya oleh akun @rieribet.

Dalam video tersebut, terlihat seorang petugas patwal membuka jalan menggunakan lampu strobo di tengah kemacetan untuk iring-iringan pejabat berpelat RI 36.

Ketegangan muncul ketika sebuah taksi Alphard yang terjebak di kemacetan dianggap menghalangi rombongan.