Doha – Para mediator internasional menyerahkan draf akhir kesepakatan kepada Israel dan Hamas pada Senin (13/1) untuk mengakhiri konflik di Gaza.
Langkah ini menyusul terobosan yang dicapai dalam pembicaraan yang dihadiri oleh utusan pemerintahan Joe Biden dan Donald Trump, menurut seorang pejabat yang mengetahui proses negosiasi.
Draf tersebut disampaikan oleh Qatar kepada kedua belah pihak dalam diskusi di Doha, yang dihadiri oleh kepala badan intelijen Israel Mossad dan Shin Bet, serta Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Steve Witkoff, yang diproyeksikan menjadi utusan Amerika Serikat jika Donald Trump menjabat kembali sebagai presiden minggu depan, turut hadir. Selain itu, Brett McGurk, utusan pemerintahan Biden, juga hadir dalam pertemuan tersebut.
“24 jam ke depan akan menjadi momen penting untuk mencapai kesepakatan,” ujar pejabat tersebut, yang menyebut rancangan ini sebagai hasil terobosan negosiasi.
Radio Kan Israel melaporkan bahwa delegasi Israel dan Hamas telah menerima draf tersebut. Delegasi Israel dikabarkan telah memberi pengarahan kepada para pemimpin negara.
Namun, baik Israel, Hamas, maupun Kementerian Luar Negeri Qatar belum memberikan konfirmasi atau komentar resmi terkait perkembangan ini.
Kemajuan Negosiasi Konflik di Gaza
Seorang pejabat senior Israel menyatakan kesepakatan bisa dicapai dalam beberapa hari jika Hamas memberikan tanggapan positif.
Hal senada disampaikan seorang pejabat Palestina yang dekat dengan pembicaraan tersebut, menyebut informasi dari Doha “sangat menjanjikan”.
Meskipun pembicaraan telah berlangsung selama lebih dari setahun, perbedaan sikap utama antara kedua belah pihak tetap menjadi penghalang.
Hamas menginginkan penghentian perang secara permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, sementara Israel menuntut pembubaran Hamas sebelum mengakhiri operasi militernya.
Batas Waktu Diplomatik
Pelantikan Donald Trump pada 20 Januari menjadi tenggat waktu tak resmi dalam perundingan ini.
Trump telah menyatakan bahwa pembebasan sandera Hamas harus dilakukan sebelum dia menjabat.
Sementara itu, Presiden Joe Biden yang akan lengser terus mendorong kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas sebelum akhir masa jabatannya.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Biden telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (12/1), menekankan pentingnya penghentian konflik di Gaza dan pembebasan sandera.
Dinamika Konflik di Gaza
Konflik di Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023 ini telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Sementara itu, serangan balasan Hamas diklaim telah menewaskan sedikitnya 10 tentara Israel dalam 72 jam terakhir, meskipun Israel hanya mengonfirmasi empat kematian.
Pada Senin (13/1), serangan udara Israel kembali menewaskan 21 warga Palestina, termasuk lima orang yang berlindung di sebuah sekolah di Gaza.
Pertempuran sengit juga terus terjadi di wilayah utara Gaza, di mana Israel mengklaim berupaya mencegah Hamas berkumpul kembali.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, seorang nasionalis garis keras, mengecam proposal gencatan senjata ini, menyebutnya sebagai “bencana bagi keamanan nasional Israel”.
Upaya mediasi yang dilakukan Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat kini berada di ujung tanduk, dengan harapan bahwa rancangan yang telah diserahkan akan menjadi langkah awal bagi penghentian konflik di Gaza.
Comment