Jakarta – Gejala Human Metapneumovirus atau virus HMPV sulit dibedakan dari infeksi saluran pernapasan lain, seperti influenza atau COVID-19.
Namun, infeksi ini umumnya ringan dan dapat sembuh dalam 5-7 hari, terutama jika daya tahan tubuh pasien dalam kondisi baik.
“Gejala HMPV kurang lebih sama dengan flu pada umumnya. Paling dominan adalah demam, nyeri badan, batuk, dan pilek. Dalam kondisi berat, bisa disertai sesak napas,” ujar dr. Nurvidya Rachma Dewi, Sp.P, spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi.
Saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk HMPV. Oleh karena itu, pengobatan dilakukan untuk mengurangi gejala sesuai keluhan pasien.
“Dokter akan menangani sesuai gejala, seperti memberikan obat untuk demam atau batuk,” kata dr. Nurvidya dalam wawancara daring, Senin (13/1).
Gejala HMPV biasanya paling terasa dalam 3-5 hari pertama. Jika daya tahan tubuh baik, gejala akan berangsur pulih dalam waktu 5-7 hari.
“HMPV adalah self-limiting disease, artinya bisa sembuh sendiri selama daya tahan tubuh pasien bagus,” tambah dr. Nurvidya, yang praktik di RS Pondok Indah.
Namun, pada pasien dengan kondisi komorbid, seperti diabetes, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), atau imun yang lemah (immunocompromised), infeksi ini bisa menjadi lebih berat.
Namun, seseorang bisa mengalami kasus berat akibat HMPV hal ini biasanya pada orang dengan komorbid.
Di mana sebelumnya sudah memiliki penyakit lain seperti diabetes, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan immunocompromised (suatu kondisi seseorang yang memiliki masalah pada sistem imun).
Mengingat penularan yang cepat, wanita yang praktik di Rumah Sakit Pondok Indah – Pondok Indah ini mengingatkan agar anggota keluarga lain meningkatkan daya tahan tubuh.
Cara meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, tidur cukup, pola hidup bersih dan sehat seperti rajin mencuci tangan. Lalu, olahraga juga penting dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
“Dengan sistem imun yang baik maka mau ada virus atau bakteri itu enggak masalah,” katanya.
Virus HMPV Tak Sebabkan Kematian
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tetap tenang akan virus HMPV. Berdasarkan data yang ia miliki menunjukkan HMPV hampir tidak menyebabkan kematian.
“HMPV hampir tidak menyebabkan kematian. Saya telah memeriksa data terbaru, dan semuanya menunjukkan bahwa pasien 100 persen pulang dengan selamat,” kata Menkes Budi.
Mengenai peningkatan kasus pernapasan di China, Budi mengatakan bahwa kenaikan kasus memang umum terjadi pada Desember hingga Januari. Hal serupa terlihat di negara-negara dengan empat musim
79 Kasus HMPV pada 2025 di DKI Jakarta
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta menemukan adanya ratusan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang disebabkan virus HMPV di Jakarta sejak 2023.
“Ada 214 kasus ISPA akibat HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta, dengan rincian 13 kasus pada 2023, 121 kasus pada 2024 dan 79 kasus pada 2025,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangannya mengutip News Liputan6.com.
Meski begitu, menurut Ani, ISPA karena HMPV telah tertangani dengan baik. Namun, Ani tetap mengimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan tetap menjaga kesehatan. (*)
Comment