Doha – Para negosiator melanjutkan proses negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas di Doha, Qatar dengan harapan untuk menyelesaikan rincian rencana untuk mengakhiri perang di Gaza, Selasa (14/1/2025).
Proses negosiasi dikabarkan hampir mencapai kesepakatan setelah Presiden AS Joe Biden mengindikasikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera akan segera terjadi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan dalam konferensi pers bahwa pembicaraan mengenai rincian akhir sedang berlangsung dan ini adalah titik terdekat menuju kesepakatan yang dicapai selama beberapa bulan terakhir.
Melansir Reuters, seorang sumber Palestina yang dekat dengan pembicaraan tersebut mengatakan bahwa ia berharap kesepakatan akan dirampungkan pada hari ini, Selasa (14/1/2025) jika semuanya berjalan dengan baik.
Pembicaraan resmi Israel telah mencapai fase kritis meskipun beberapa rincian perlu dibahas lebih lanjut.
“Kita sudah dekat, kita belum sampai di sana,” kata seorang sumber.
Sebelumnya, Mediator Qatar telah memberikan Israel dan Hamas draf akhir teks perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas dan pembebasan sandera pada hari Senin (kemarin).
Utusan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dan utusan Biden, Brett McGurk, juga hadir dalam penyerahan yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Israel diwakili oleh David Barnea, direktur badan mata-mata Mossad, dan Ronen Bar, direktur badan keamanan internal Shin Bet.
“Kesepakatan itu, akan membebaskan para sandera, menghentikan pertempuran, memberikan keamanan bagi Israel dan memungkinkan kita untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan secara signifikan kepada warga Palestina yang sangat menderita dalam perang yang dimulai oleh Hamas ini,” kata Biden pada hari Senin.
Jika berhasil, gencatan senjata bertahap yang merupakan puncak perundingan dapat menghentikan pertempuran yang telah menghancurkan Gaza, menewaskan puluhan ribu warga Palestina.
Hal itu diharapkan akhirnya dapat meredakan ketegangan di Timur Tengah yang lebih luas, di mana perang telah memicu konflik di Tepi Barat, Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak, dan meningkatkan kekhawatiran akan perang habis-habisan antara Israel dan Iran.
Israel akan membebaskan sandera dari sekitar 100 orang yang masih ditawan akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang, sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina.
Seorang pejabat Israel mengatakan tahap pertama kesepakatan itu akan meliputi pembebasan 33 sandera, termasuk anak-anak, perempuan termasuk beberapa tentara perempuan, laki-laki berusia di atas 50 tahun, serta yang terluka dan sakit.
Israel akan menarik sebagian pasukannya secara bertahap dan sebagian.
Sementara, sumber Palestina mengatakan Israel akan membebaskan 1.000 tahanan Palestina selama tahap pertama, yang akan berlangsung selama 60 hari.
Comment