Gaza – Para negosiator akhirnya berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang Gaza, Palestina antara Israel dan Hamas, pada hari Rabu (15/1/2025) malam, waktu setempat.
Kesepakatan gencatan senjata menandai titik balik bagi kedua belah pihak setelah ribuan korban jiwa dan kehancuran tak terhitung di kawasan Gaza.
Meski belum diumumkan secara resmi, kesepakatan ini menguraikan fase gencatan senjata tahap awal selama enam minggu.
Melansir Reuters, Kesepakatan tahap awal ini mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan Hamas dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan Israel.

Peran Diplomasi Internasional
Kesepakatan ini terwujud berkat upaya diplomasi intensif yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar dengan dukungan Amerika Serikat.
Momentum ini juga bertepatan dengan mendekatnya pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump pada 20 Januari.
Juru bicara Hamas menyatakan bahwa kelompok tersebut telah memberikan persetujuan terhadap perjanjian tersebut melalui mediator, sementara Israel tengah mempersiapkan pemungutan suara kabinet untuk meresmikan keputusan ini.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar bahkan mempercepat kepulangannya dari Eropa demi memastikan langkah ini segera terlaksana.
Harapan Baru di Tengah Ketegangan
Kesepakatan ini menjadi angin segar bagi banyak pihak, termasuk publik Israel, yang marah atas kegagalan keamanan di bawah pemerintahan Benjamin Netanyahu.
Di sisi lain, perjanjian ini dapat menjadi awal bagi rekonstruksi Gaza dan pemulihan hubungan di kawasan tersebut.
Kini, dunia menanti apakah gencatan senjata bertahap ini dapat bertahan dan menjadi dasar perdamaian yang lebih permanen di masa depan.
Comment