Jakarta – Pasar saham Asia-Pasifik mengalami kenaikan pada Rabu, dipimpin oleh saham teknologi yang mengikuti reli di Wall Street.
Optimisme investor meningkat seiring meredanya kekhawatiran terhadap model Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) berbiaya rendah dari China, yang sempat dianggap berpotensi menyaingi dominasi AS di sektor ini.
Sementara itu, dolar AS tetap kuat karena para pedagang beralih kembali ke mata uang tersebut dari aset safe haven seperti yen Jepang. Dolar juga mendapat dorongan dari kebijakan tarif baru yang direncanakan oleh pemerintahan Donald Trump.
AI China Tantang Dominasi AS, Investor Tetap Optimis
Aksi jual saham teknologi sebelumnya dipicu oleh peluncuran model AI dari startup China, DeepSeek, yang diklaim memiliki performa setara atau lebih baik dibandingkan pesaing utama asal AS dengan biaya jauh lebih rendah.
Namun, analis pasar menilai bahwa meskipun inovasi ini mengesankan, DeepSeek kemungkinan akan menghadapi kendala skalabilitas.
Bahkan, model AI berbiaya rendah tersebut justru dapat meningkatkan permintaan terhadap unit pemrosesan grafis (GPU), yang menjadi andalan perusahaan-perusahaan semikonduktor AS.
Pasar Asia Menguat, Dipengaruhi Libur Tahun Baru Imlek
Aktivitas perdagangan di Asia cenderung menipis karena libur Tahun Baru Imlek, yang menyebabkan bursa saham di China daratan, Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan tutup.
Namun, indeks Nikkei Jepang (.N225) berhasil naik 1% setelah tiga hari berturut-turut mengalami penurunan. Sementara itu, indeks saham Australia (.AXJO) menguat 0,6%, dengan subindeks teknologi (.AXIJ) melonjak 1,8%.
Di pasar berjangka, kontrak indeks S&P 500 AS naik 0,2%, mengikuti kenaikan 0,9% pada perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, kontrak berjangka Nasdaq meningkat 0,4% setelah reli 2%, menandai pemulihan dari tekanan sebelumnya yang dipicu oleh lonjakan popularitas DeepSeek.
Fokus Beralih ke Laporan Keuangan Raksasa Teknologi
Investor kini mengalihkan perhatian ke laporan keuangan perusahaan teknologi raksasa yang akan dirilis di Wall Street hari ini, termasuk Meta Platforms (META.O), Microsoft (MSFT.O), dan Tesla (TSLA.O).
Di sisi lain, keputusan kebijakan moneter Federal Reserve juga dinantikan, meskipun bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.
Pergerakan Mata Uang dan Komoditas
Indeks dolar AS bertahan di level 107,91 setelah menguat selama dua hari berturut-turut. Sementara itu, Gedung Putih menegaskan kembali rencana untuk memberlakukan tarif baru terhadap Kanada dan Meksiko pada akhir pekan ini, dengan tarif potensial sebesar 25%.
Di pasar mata uang, peso Meksiko dan dolar Kanada mengalami sedikit penguatan, sedangkan yuan China menguat 0,2% menjadi 7,2597 per dolar AS.
Yen Jepang juga naik 0,2% ke level 155,24 per dolar setelah risalah rapat Bank of Japan mengindikasikan potensi pengetatan kebijakan moneter.
Sementara itu, dolar Australia melemah 0,4% ke $0,6229 setelah data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan membuka peluang pemangkasan suku bunga bulan depan.
Di pasar komoditas, harga minyak sedikit menurun. Minyak mentah Brent turun 0,2% menjadi $77,35 per barel setelah naik 0,5% pada sesi sebelumnya.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun 0,1% menjadi $73,70, setelah menguat 0,8% pada hari sebelumnya.
Comment