Mengapa Negara-negara Arab Tolak Relokasi Warga Palestina?

Hamas Tolak Ide Trump Ungsikan Warga Palestina ke Yordania dan Mesir

Ribuan warga Palestina menunggu untuk diizinkan kembali ke rumah mereka di Gaza utara setelah mereka dipindahkan ke selatan atas perintah Israel selama perang, di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza tengah, 26 Januari 2025 © Reuters

Jakarta – Negara-negara Arab dengan tegas menolak usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait relokasi warga Palestina.

Sikap ini disampaikan dalam pertemuan tingkat menteri di Kairo, Mesir, pada Sabtu (1/2/2025), yang dihadiri oleh perwakilan dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Yordania, Palestina, dan Liga Arab.

Dalam pernyataan bersama, mereka menegaskan bahwa segala tindakan yang melanggar hak-hak warga Palestina, termasuk pengusiran paksa, penghancuran rumah, aneksasi tanah, dan relokasi paksa, tidak dapat diterima.

Mereka juga kembali menekankan pentingnya solusi dua negara sebagai jalan keluar dari konflik Israel-Palestina.

Penolakan ini muncul setelah Trump berulang kali menyarankan pemindahan warga Gaza ke Mesir dan Yordania, bahkan menyebut wilayah tersebut sebagai “tempat pembongkaran.”

Namun, Mesir dan Yordania sudah dengan tegas menolak gagasan tersebut.

Enam negara peserta pertemuan mendesak komunitas internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB, untuk segera bertindak dalam mewujudkan solusi dua negara demi perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah.

Usulan Donald Trump muncul setelah gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari, menghentikan sementara konflik yang telah merenggut lebih dari 47.400 nyawa warga Palestina sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Comment