Jakarta – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait Terusan Panama.
Trump menegaskan keinginannya untuk mengambil kembali kendali atas jalur perairan strategis itu dari Panama dan memperingatkan bahwa sesuatu yang “sangat dahsyat” bisa terjadi jika AS gagal melakukannya.
“China mengendalikan Terusan Panama, padahal seharusnya tidak diberikan kepada mereka. Terusan itu diserahkan ke Panama dengan cara yang bodoh. Mereka telah melanggar perjanjian, dan kami akan mengambilnya kembali—atau sesuatu yang sangat dahsyat akan terjadi,” ujar Trump, seperti dikutip CNN pada Senin (3/2/2025).
Pernyataan Trump ini kembali memicu ketegangan diplomatik. Presiden Panama, José Raúl Mulino, menegaskan bahwa kedaulatan Panama atas terusan tersebut adalah mutlak dan tidak bisa diperdebatkan.
Keinginan Trump untuk merebut kembali Terusan Panama bukanlah hal baru. Sejak pertama kali menjabat sebagai presiden, ia telah menyinggung dugaan pelanggaran perjanjian oleh Panama terkait pengelolaan terusan tersebut
Kini, isu ini kembali mencuat di tengah meningkatnya pengaruh China di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, saat ini berada di Panama untuk menekan pemerintah setempat agar segera melakukan perubahan terkait dominasi China atas terusan itu.
Rubio menegaskan bahwa AS akan bertindak jika Panama tidak segera menyesuaikan diri dengan perjanjian bilateral yang ada.
Rubio juga menyampaikan keprihatinan Trump mengenai perusahaan berbasis di Hong Kong yang mengoperasikan dua pelabuhan strategis di dekat pintu masuk Terusan Panama.
Menurutnya, keberadaan China di kawasan ini merupakan ancaman bagi jalur perdagangan global dan bertentangan dengan kesepakatan AS-Panama.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menegaskan bahwa situasi ini tidak dapat diterima oleh Washington.
“Status quo ini tidak bisa dibiarkan. Jika tidak ada perubahan segera, AS akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya sesuai dengan perjanjian yang berlaku,” kata Bruce kepada Reuters.
Ketegangan antara AS, Panama, dan China atas Terusan Panama diprediksi akan terus meningkat dalam waktu dekat, terutama dengan meningkatnya tekanan dari Washington.
Comment