Jakarta – Di tengah ketegangan geopolitik dan tekanan dari komunitas bisnis, China kembali mengambil langkah strategis untuk menarik lebih banyak investasi asing. Upaya ini diharapkan mampu memberikan dorongan bagi perekonomian di masa mendatang.
Kepala Kamar Dagang Uni Eropa (UE) di China, Jens Eskelund, mengungkapkan bahwa China telah menerbitkan Rencana Aksi 2025 untuk Menstabilkan Investasi Asing pada 19 Februari.
Inisiatif ini bertujuan untuk membuka peluang investasi di sektor strategis seperti telekomunikasi dan bioteknologi.
Tak hanya itu, rencana aksi ini juga menyoroti perlunya standar yang lebih jelas dalam pengadaan pemerintah, sebuah isu yang sering menjadi tantangan bagi investor asing.
Selain itu, China berencana secara bertahap membuka sektor pendidikan dan budaya untuk investasi asing.
“Kami berharap kebijakan ini benar-benar diimplementasikan dengan memberikan manfaat nyata bagi para anggota kami,” ujar Jens dikutip CNBC International, Selasa (25/2/2025).
China juga telah menyatakan komitmennya untuk membuka lebih banyak sektor, termasuk telekomunikasi, layanan kesehatan, pendidikan, dan budaya bagi investor asing.
Menurut Jens, kejelasan aturan dalam pengadaan publik menjadi langkah positif yang sangat dinanti.
Jika diterapkan dengan baik, kebijakan ini bisa memberikan keuntungan besar bagi perusahaan asing yang telah berinvestasi di China.
Namun, tantangan tetap ada, terutama setelah laporan terbaru menunjukkan bahwa investasi langsung asing pada Januari 2025 turun 13,4 persen menjadi 97,59 miliar yuan (US$13,46 miliar).
Penurunan ini mengikuti tren negatif sejak 2023 dan 2024, setelah hampir satu dekade mengalami pertumbuhan stabil.
Sementara itu, Presiden Kamar Dagang AS di China, Michael Hart, mengapresiasi upaya pemerintah China dalam mengakui peran penting perusahaan asing dalam perekonomian negara tersebut.
Ia juga berharap adanya dialog lebih lanjut untuk memastikan persaingan pasar yang lebih adil bagi para investor.

Comment